Perihal Menebar Luka

anjaanique
2 min readMar 30, 2024

Tumbuh dan besar dengan banyak luka di sepanjang perjalanan hidup bukan hal yang mudah dilalui, semua rasa sakit yang terjadi terasa seperti hukuman, dan membuat kita berpikir bahwa, “Mungkin, memang ini yang pantas aku dapatkan.”

Bohong bila segala luka yang diderita bisa membuat kita lebih kuat, nyatanya, kita hanya ingin merasa baik-baik saja, selayaknya manusia pada umumnya,

tanpa harus merasa ingin menyerah dalam hidup, dan menyakiti diri sendiri untuk mendistraksi segala rasa sakit yang menimpa diri.

Rasa sakit yang kasat mata, tidak berbentuk, dan tidak bisa disentuh, membuatnya sulit untuk dijelaskan dan dibuktikan, sehingga tidak ada yang mengerti rasa sakit seperti apa yang melanda kita.

Sebagian orang yang tumbuh dengan luka mungkin sadar dan mampu untuk menyembuhkan diri, tetapi, justru lebih banyak orang-orang yang terlanjur “nyaman” dengan luka, dan secara sadar — maupun tidak, menyebarkannya kepada manusia lain yang lantas tidak bersalah.

Tidak ada manusia yang pantas untuk merasakan segala luka yang kita alami, sebesar dan sesakit apapun itu, tidak menjadi pembenaran bagi kita untuk menebar lukanya.

Terdengar ironis ketika dihadapkan fakta bahwa segala luka yang menyakitkan, dan membuat kita hampir menyerah adalah tanggung jawab kita sendiri sebagai manusia dewasa, memang sangat tidak adil berjuang setengah mati untuk tetap hidup sambil menyembuhkan luka yang tidak kita minta apalagi perbuat, sehingga seumur hidup diselimuti amarah dan kesedihan setiap tertampar oleh realita pahit tersebut.

Jika kamu salah satu orang yang berhasil menyembuhkan luka dan tidak menyebarkannya kepada orang lain, kamu adalah salah satu manusia terhebat yang aku temukan di muka bumi, karena, aku sungguh mengerti segala perjuangan untuk menyembuhkannya, seluruh tangisan, biaya, waktu, energi, dan keinginan untuk menyerah, semoga segera terbayarkan rasa sakitnya menjadi hal yang indah dan bermakna dalam bentuk apapun. Selamat karena kamu telah tumbuh menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi.

Bagimu yang sedang berjuang menyembuhkan diri dan secara sadar berusaha untuk berhenti menyebarkan luka, semoga kamu dikuatkan dengan segala prosesnya yang penuh rintangan, bahkan mungkin memakan waktu panjang, dan tidak bisa ditentukan. Aku harap kamu akan selalu memberi ruang untuk segala emosi yang dirasakan, dan yang terpenting, berhenti menyalahkan diri sendiri atas segala hal yang telah terjadi.

Satu hal yang harus kamu ingat, setiap manusia pantas untuk dicintai dengan layak, asalkan kamu juga bisa memberi cinta yang pantas untuk orang lain, dengan tidak memberikan luka baru — atau membuat lukanya yang mungkin belum kering, menjadi bertambah luas dan sulit disembuhkan.

--

--